Women Supporting Women

Hi, folks!

There are a lot of things in my head, and I have to put some here. Hehehe.

 


Women supporting women! Pasti kalian pernah atau sering liat/denger kata-kata tersebut di beberapa kesempatan, social media, etc. Saling support, menghargai, memahami sesama perempuan ini perlu kita amalkan di kehidupan sehari-hari kita. Beberapa hal yang bisa kita lakuin diantaranya, tidak menjudge pilihan sesama perempuan, tidak merendahkan (of course), membully, dan hal-hal lain yang bisa mengurangi makna women supporting women.

Rasanya miris aja gitu, kita gak mau dinyinyirin, tapi kita sendiri kadang masih suka gosipin perempuan lain, mau itu cara berpakaiannya, riasan wajahnya, pilihan hidupnya, etc. WOW, bukan urusan kita. Selama tidak merugikan kita, ngapain harus heboh ngurusin hidup orang? Again, I was there. Tapi sedikit demi sedikit mulai merakit, mulai belajar agar bisa lebih menghargai sesama perempuan.

Pernah gak sih kalian bilang ke orang atau cuma sekedar ngomong di hati kaya gini, “aku sih lebih milih sekolah daripada nikah, soalnya nikah tuh ribet”, “aku sih lebih milih nikah, menjauhi zina, daripada bla bla bla”, “aku lebih suka warna biru, soalnya kalo warna pink terlalu cewek banget”, intinya tuh kalian merasa paling ok dengan pilihan kalian dibandingkan pilihan perempuan lain. Hati-hati, Internalized Misogyny! Apaan tuh? Nih link buat memperdalam tentang Misogyny, dan Internalized Misogyny (http://www.indikatoralor.com/2020/03/internalized-misogyny-hantu-baru-dalam.html). Sebelum aku tau istilah itu, akupun pernah melakukan Internalized Misogyny sama diri sendiri, sama perempuan lain, karena sekarang kita udah tau jadi please, minimal dikurangin.

Sekarang ke masalah sexual assault / sexual harassment yang sering dialami perempuan, ada orang yang setelah mendapat perlakuan tersebut baru bisa ngomong setaun kemudian, atau lima taun kemudian, malah dikatain “kenapa baru bilang sekarang sih? Jangan-jangan lu juga seneng digituin” hell, kita gatau seberapa sulitnya dia buat ngomong, karena kita gak ngalamin. Cukup kasih support aja bisa gak si? Atau lebih baik simpen, pendem aja dalam hati. Just put yourself in their shoes bitj! Kamu gak akan paham soalnya. Lain orang lain cerita, ketika korban pelecehan seksualnya berpakaian tidak tertutup, atau kalau muslim tidak berhijab, malah dikatain “yaaa gimana gak diperkosa, pakeannya aja terbuka”, “mba kalau bisa pakaiannya lebih tertutup biar gak mengundang”, WTF! Tau gak sih, itu tuh victim blaming, rape culture! Jelas banget korban, butuh perlindungan, butuh dukungan, malah dikatain. Sekalipun tu perempuan berpakaian tertutup dan sopan, namanya laki otak mesum mah ya mesum aja bro! Mirisnya, yang ngatain hal-hal tersebut tuh kadang datang dari sesama perempuan, lucu emang.

Mau sampe kapan sih budaya kaya gitu kita pelihara? Sadar gak sadar kita tuh udah banyak ngejatuhin martabat seorang perempuan, yang mana kita sendiri itu perempuan. Ayolah saling menghargai keputusan yang diambil perempuan lain, kan gak ngusik hidup kita juga. Kalo dirasa mengganggu, yaudah gak usah berteman, dosa gak akan nambah, gak akan nyakitin hati orang pula. Ayo kita amalkan women supporting women di kehidupan kita, gampang ko, gak seribet ngurusin hidup orang, haha.

Segitu aja tulisan hari ini, maaf banget kalo masih kurang sampe maksud dari tulisannya, intinya kita harus saling mendukung dan menghargai sesama perempuan. Kalo ada pemikiran yang perlu kalian sampein tentang hal ini, baik itu pengalaman pribadi, or just your opinion, comment section is free to use. Terimakasih sudah membaca. Luv!

“Terkadang tanpa sadar atau bahkan secara sadar dilakukan, justru malah perempuan yang lebih sering menjatuhkan sesama perempuan lain.” –Najwa Shihab

Comments

Popular Posts