Quarter Life Crisis

Disclaimer, di sini aku lebih ke cerita santai aja si, menuangkan pikiran yang ada di kepala ke dalam bentuk tulisan hehe. Kalo kalian butuh penjelasan yang sejelas-jelasnya, banyak banget ko yang udah share tentang QLC ini. Silahkan dicari sendiri yaa.


Belakangan ini sering banget ngebandingin diri sendiri sama orang lain dalam hal apapun, terlebih tentang achievement. Beberapa monolog yang sering muncul antara lain “ko dia udah punya duit sendiri ya, padahal umur kita sama?” “ko dia hebat ya di usia yang masih muda?” “tapi ko aku gini-gini aja perasaan?”, etc. BIKIN INSECURE!!!

Mungkin, aku dalam fase quarter life crisis. QLC adalah suatu fenomena yang dialami oleh orang dewasa pada usia antara 20-30 tahun (Thorspecken, 2005). Dalam fase ini kita akan sering merasa stress, mengalami perubahan besar dalam hidup, merasa ragu akan masa depan, merasa terjebak dalam pilihan hidup, selalu mempertanyakan jati diri, merasa frustasi dengan pekerjaan dan hubungan, pokoknya insecure. 

Pusing banget gak sih? Capek banget gak sih? Menurut aku pribadi, gak mudah untuk berhenti insecure, I keep thinking about myself and my future life. Tapi inget semua itu udah ada yang atur. Mungkin waktu yang dibutuhin setiap orang itu berbeda-beda, termasuk waktu untuk bisa berdamai dengan diri sendiri dalam fase QLC ini. Bersyukur sekali rasanya ada beberapa teman yang bisa diajak bertukar pikiran, hal itu bisa bikin sedikit tenang, ya selain bercerita sama Tuhan.

Kita emang harus sabar karena every single flower doesn’t bloom in the same time. Setiap orang punya waktunya masing-masing, rezekinya masing-masing, udah ada Tuhan yang ngatur. Setiap kehilangan arah, tolong jangan pernah lupa sama Tuhan. Take your time untuk bisa deep talk sama Tuhan.

Mencoba untuk selalu positive thinking aja sama Tuhan. Boleh ko ngeluh, tapi jangan berlarut-larut, masih banyak nikmat Tuhan yang harus kita syukuri, biar nikmat itu bisa terus dilipat gandakan. Semoga aku, kamu, kita semua, bisa segera dapetin apa yang kita inginkan, bisa cepat meraih cita-cita kita, impian kita. Semangat ya dalam menjalani masa dewasa ini.

 

Reference:

Thorspecken, J. M. (2005). Quarterlife Crisis: The Unaddressed Phenomenon. Research Paper. Proceedings of the Annual Conference of the New Jersey Counseling Association, pg. 120-127.


Comments

Popular Posts